Lebih jauh lagi, bila kita. menata Simpang lima tentu perlu mengetahui fungsi-fungsinya secara pasti. Pembagian fungsi ruang menjadi fungsi ‘Primair’ dan fungsi 'Sekundair'. Fungsi ‘Primair' adalah fungsi yang secara konkret kita rasakan, sedang fungsi ‘Sekundair’ adalah fungsi yang bersifat simbolis saja. Fungsi 'Primair' dari Simpang lima dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Sebagai titik simpul sirkulasi kota atau persimpangan lima jalan, dimana untuk mengatur supaya tidak serawut tiap-tiap kendaraan harus memutari lapangan Pancasila ke arah kiri.
- Adalah tempat untuk rekreasi dan berbelanja. Dimana selain pertokoan, gedung bioskop; hotel, juga pedagang kaki lima.
- Sebagai tempat beribadat. Baik masjid Baiturrahman, maupun lapangan Pancasila sendiri pada hari-hari tertentu misalnya Idul-Fitri.
- Tempat fungsi ‘Sekundair’ adalah sebagai simbol masyarakat kota yang demokratis. Fungsi yang simbolis ini terbaca melalui bangunan-bangunan umum yang mengitari Simpang lima yang mana tidak ada bangunan yang paling menonjol fungsinya juga, di Simpang ini dilakukan rapat umum, kampanya, dan sebagainya. Rapat umum dan kampanye adalah fungsi 'Primair', tetapi dari kegiatan itu secara simbolis tentu fungsi 'Sekundair'nya yaitu demokrasi.
Berpijak dari dua macam fungsi inilah, seharusnya kita menata 'Simpang lima.
Apabila Lecorbusier mengatakan bahwa 'A house is a machine to live in’, bahkan secara ekstrem dia memberi contoh-contoh seperti kursi adalah mesin untuk duduk, tempat tidur adalah mesin untuk tidur. Dalam satu interpretasi yang berbeda, kota sebagai mesin yang walaupun hanya satu onderdilnya saja yang rusak mesin atau kota tersebut akan berjalan pincang.
Alun-alun Lama
No comments:
Post a Comment